Humas – Bertempat di Gedung Auditorium Universitas Jenderal Achmad Yani, telah dibuka acara seminar ICICP (International Conference of Indigenous and Cultural Psychology) oleh Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani, Prof. Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si. Konferensi ini dilaksanakan pada tanggal 4 – 6 Agustus 2025 serta merupakan kolaborasi antara Universitas Jenderal Achmad Yani (Fakultas Psikologi, Fakultas Kedokteran, dan FISIP) dengan Universitas Padjajaran (Fakultas Psikologi), dan Universitas Esa Unggul (Fakultas Psikologi). Tema yang diusung dalam seminar ini yaitu, “Leadership, Organization, Health, and Sustainability in the Global Context: Promoting Human Agency for the Self, Family, School, Community, Society, and Environment”. Dalam acara pembukaan konferensi internasional ini, juga dihadiri oleh Ketua Yayasan Kartika Eka Paksi, Letjen TNI Purn. Dr. Tatang Sulaiman, S.Sos., M.Si. beserta jajaran, dan civitas academica Universitas Jenderal Achmad Yani.
Dalam pidato pembukanya, Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani menyampaikan, “Merupakan kehormatan besar bagi UNJANI untuk menjadi Tuan Rumah International Conference of Indigenous and Cultural Psychology ke-12 atau ICICP 2025, yang memperingati seratus tahun kontribusi monumental Albert Bandura terhadap ilmu pengetahuan.” Beliau juga melanjutkan, “Pada akhirnya, semoga konferensi ini akan selalu terkenang dalam ingatan Anda dan menjadi perjalanan intelektual yang tak terlupakan. Saat Anda kembali ke Bandung atau Cimahi, UNJANI akan selalu menyambut Anda”.
Konferensi bergengsi ini akan mempertemukan ilmuwan, peneliti, dan akademisi dari seluruh dunia untuk berbagi penelitian dan pengalaman di bidang psikologi pribumi dan budaya. ICICP 2025 juga bertujuan untuk memfasilitasi diskusi mendalam tentang bagaimana prinsip-prinsip psikologi dapat meningkatkan keagenan manusia di berbagai bidang. Selain itu konferensi ini juga disponsori oleh Caina, Djarum, PT Rapp, PRDC, PIP, Jati Diri App, dan BJB.
Konferensi ini diharapkan menjadi platform dinamis untuk memajukan psikologi pribumi dan budaya, mendorong kolaborasi global, dan mempromosikan praktik berkelanjutan yang memberdayakan individu dan komunitas. (ISM)